Pendaftaran MQKN VIII Dibuka, Penyisihan Digelar Daring dengan CBT
NU Online · Sabtu, 3 Mei 2025 | 12:00 WIB
Jakarta, NU Online
Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) tingkat nasional akan digelar di Pondok Pesantren As’adiyah, Sengkang, Sulawesi Selatan, pada 1–7 Oktober 2025 mendatang. Namun, dalam seleksi penyisihannya, MQK akan digelar secara daring dengan Computer Based Test (CBT).
Penyisihan MQKN 2025 tersebut akan digelar pada September 2025 mendatang untuk beberapa lomba. Sementara semifinal dan finalnya digelar di Pondok Pesantren As'adiyah, Sengkang, pada pekan pertama Oktober 2025, bersamaan dengan penyisihan hingga final sejumlah lomba lainnya.
Hal itu disampaikan Ketua Akademik MQK Tingkat Nasional ke-VIII dan MQK Tingkat Asia Tenggara Tahun 2025 Muhamad Sofi Mubarok dalam “Sosialisasi Pendaftaran CBT Musabaqah Qira’atil Kutub Nasional (MQKN) Tahun 2025” yang digelar secara daring, Jumat (2/5/2025).
Tak sekadar lomba, MQKN juga dirancang menjadi ajang silaturahmi dan promosi kemandirian pesantren. Akan ada Expo Kemandirian Pesantren, Halaqah Ulama, Pertunjukan Seni, Hingga Anugerah Menteri Agama untuk Kepala Daerah yang dinilai berkontribusi besar terhadap pengembangan pesantren.
Adapun pendaftaran peserta MQK tingkat Nasional ini sudah dibuka sejak tanggal 2-25 Mei 2025.
Direktur Pesantren Kementerian Agama Basnang Said menyampaikan bahwa melalui skema CBT, santri dari berbagai pesantren akan menjalani seleksi awal secara digital sebelum tampil di panggung nasional untuk mewakili Kafilah Provinsi dan Kafilah Ma’had Aly.
“Pelaksanaan MQKN tahun ini harus menjadi momentum transformasi. Kita mulai dengan digitalisasi tahap seleksi melalui CBT. Ini bukan sekadar efisiensi, tapi juga cara baru memetakan kualitas santri di era teknologi,” tegasnya.
Sementara itu, Kasubdit Pendidikan Salafiyah dan Kajian Kitab Kuning Yusi Damayanti menambahkan, seleksi peserta melalui CBT ini ditujukan untuk menjaring peserta terbaik dari seluruh penjuru tanah air. Santri akan mengerjakan soal berbasis Kitab Kuning yang dilombakan pada masing-masing mata lomba dan pengetahuan keislaman umum di setiap jenjang atau marhalah.
Setiap pesantren diberikan kuota untuk mendaftar pada 10 (sepuluh) majelis lomba dengan rincian 2 (dua) majelis Marhalah Ula, 3 (tiga) majelis Marhalah Wustha, dan 5 (lima) majelis Marhalah Ulya. Peserta akan mengikuti CBT dari lembaga masing-masing dengan perangkat digital.
Ahmad Najibullah dari tim pengembang sistem CBT MQKN menjelaskan, proses pendaftaran dilakukan langsung oleh lembaga menggunakan akun EMIS masing-masing. Data santri yang telah diinput akan diverifikasi oleh admin Kemenag kabupaten/kota, sebelum akhirnya mendapatkan surat rekomendasi digital yang menjadi syarat mengikuti CBT.
“Skema ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kini, lembaga lebih terlibat langsung. Tapi tetap harus melalui verifikasi berjenjang dari Kemenag daerah,” ujarnya.
Namun, tidak semua cabang lomba akan diseleksi melalui CBT. Beberapa cabang seperti debat Bahasa Arab dan Inggris, lalaran, serta cabang disabilitas ditetapkan langsung oleh Kanwil Kemenag Provinsi. Sementara itu, cabang Risalah ‘Ilmiyyah untuk jenjang Ma’had Aly akan diseleksi berbasis penulisan makalah (paper – based selection).
Dengan pelibatan teknologi dan sinergi lintas lembaga, pelaksanaan MQKN 2025 diharapkan menjadi lebih transparan, inklusif, dan mendorong pesantren untuk tampil dalam wajah barunya—modern dalam tata kelola, kokoh dalam tradisi keilmuan.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Rais 'Aam PBNU Ajak Pengurus Mewarisi Dakwah Wali Songo yang Santun dan Menyejukkan
3
Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang
4
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua