Bukan Hanya Diselamatkan, Manuskrip Perlu Didigitalisasi dan Dikaji
NU Online · Senin, 26 Mei 2025 | 20:00 WIB
Gresik, NU Online
Penyelamatan manuskrip merupakan hal yang sangat penting dilakukan, baik fisiknya dengan konservasi, maupun substansinya dengan digitalisasi. Hal demikian telah dilakukan Pondok Pesantren Qomaruddin, Bungah, Gresik, Jawa Timur dengan mendigitalkan manuskripnya dan dibuat katalog daring.
“Kami berupaya menjawab tantangan era digital dengan langkah-langkah konkret, agar warisan keilmuan para ulama tidak tergerus waktu,” tutur Kiai Mudhofar Utsman dari Ma’had Jam’iyah Ulya Universitas Qomaruddin dalam Seminar dan Pameran Turats Ulama Nusantara di Ruang Baca Universitas Qomaruddin, Sabtu (24/5/2025).
Tidak cukup berhenti sampai pelestarian dengan fisik dan digitalisasi, Lora Kholili Kholil dari Lajnah Turats Syaikhona Kholil menambahkan bahwa perlu juga dilakukan kajian ilmiah seperti tahqīq naskah, yakni verifikasi akademik terhadap manuskrip. Menurutnya, turats tidak hanya perlu diselamatkan, tetapi juga terus dihidupkan dalam wacana keilmuan kontemporer.
Diskusi semakin mendalam ketika Ayung Notonegoro, Ketua Komunitas Pegon, menekankan pentingnya kesadaran kolektif dalam menjaga dan menelaah khazanah turats sebagai bagian dari identitas intelektual pesantren.
“Turats bukan milik satu lembaga, melainkan warisan bersama umat yang harus kita rawat secara bersama-sama,” ujarnya dalam kegiatan bertema "Menjawab Tantangan Zaman: Dari Tradisi Sorogan hingga Turats di Genggaman" itu.
Sebagai penutup sesi diskusi, Lora Usman Hasan Al-Akhyari dari Lajnah Turats Syaikhona Kholil mengajak semua pihak untuk aktif “memungut kembali” warisan ilmu para ulama terdahulu, lalu mengembangkannya sesuai kebutuhan zaman. Baginya, turats bukanlah peninggalan usang, melainkan fondasi yang terus memberi arah dalam dinamika intelektual dan spiritual umat.
Selain seminar, momentum ini juga dimanfaatkan untuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Manuskripedia dengan Tim Pelestari dan Pengembangan Khazanah Pesantren (TPPKP) Qomaruddin serta Universitas Qomaruddin. Kerja sama ini bertujuan memperkuat komitmen pelestarian manuskrip melalui digitalisasi, penelitian, serta publikasi turats yang ada di lingkungan pesantren.
Rangkaian kegiatan ini ditutup dengan pameran manuskrip yang menampilkan koleksi langka dari Pesantren Qomaruddin, didukung pula oleh Dinas Kearsipan Provinsi Jawa Timur. Pameran ini menarik perhatian ratusan pengunjung, mulai dari santri, mahasiswa, hingga pemerhati budaya. Di tengah era serba digital, kehadiran naskah-naskah tua dalam pameran ini menjadi jendela reflektif atas kekayaan ilmu ulama Nusantara yang tak lekang oleh zaman.
Dengan terselenggaranya acara ini, Pesantren Qomaruddin menunjukkan langkah nyata menuju pelestarian warisan intelektual Islam, dari upaya personal menuju gerakan kolektif. Konsistensi dalam pengkajian, pelestarian, dan penyebarluasan turats menjadi penanda kuat bahwa khazanah keilmuan ulama Nusantara tetap hidup dan relevan di tengah zaman yang terus berubah.
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Gus Baha Ungkap Baca Lafadz Allah saat Takbiratul Ihram yang Bisa Jadikan Shalat Tak Sah
5
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
6
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
Terkini
Lihat Semua