Psikolog Unusia Nilai Lato-Lato Bisa Alihkan Ketergantungan Anak pada Gawai
NU Online · Senin, 9 Januari 2023 | 20:00 WIB
Jakarta, NU Online
Permainan lato-lato digandrungi kelompok usia anak di banyak wilayah Indonesia belakangan ini. Demam lato-lato yang menjamur tersebut, ternyata bisa membawa dampak positif.
Psikolog Universitas Islam Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Maryam Alatas, menilai permainan lato-lato bisa menjadi sarana untuk mengalihkan ketergantungan anak terhadap gawai.
“Ini salah satu dampak positifnya, bisa mengalihkan minat anak dari gadget ke permainan yang melibatkan aktivitas fisik atau motorik,” ungkap Maryam kepada NU Online, Senin (9/1/2023).
Ia melanjutkan, belumlah dapat disimpulkan bahwa lato-lato bisa secara permanen mengalihkan anak-anak dari gawai. Namun setidaknya, lato-lato dinilai lebih unggul untuk mendorong anak melakukan aktivitas fisik atau motorik daripada gawai.
“Permainan yang melibatkan aktivitas fisik atau motorik. Menjadi salah satu alternatif pilihan media bermain mungkin iya. Bisa jadi ini juga hanya sebentar saja hebohnya,” kata Kepala Unit Pelayanan dan Pengembangan Psikologi (UP3) Unusia tersebut.
Pada dasarnya, kata dia, anak-anak suka bermain. Dalam permainan lato-lato, selain memicu adrenalin, anak-anak jadi termotivasi untuk berkompetisi. “Terus bermain dan meningkatkan kemampuan,” tuturnya.
Maryam mengingatkan, orang tua hendaknya mengawasi kegiatan anak bermain lato-lato. Mainan yang terdiri dari dua bola dengan tekstur padat dan keras yang diikat pada seutas tali tersebut cukup berisiko menimbulkan kecelakaan dalam bermain.
“Saya rasa perlu menyesuaikan usia juga ya, sepertinya permainan ini tidak cocok untuk usia balita. Selain itu orang tua juga perlu mengingatkan anak untuk bermain yang aman,” tutur Maryam.
Orang tua juga juga perlu mengingatkan kepada anak untuk melakukan bijak menggunakan lato-lato. Dengan tekstur padat dan keras yang menyerupai batu, bunyi yang dihasilkan oleh kedua bola pada lato-lato dapat mengganggu sekitar.
“Dimainkan di tempat dan waktu yang tepat. Orang tua perlu membatasi permainan ini dimainkan di tempat-tempat umum. Karena selain suaranya yang akan mengganggu sekitar, mainan ini juga bisa menimbulkan bahaya jika terlempar atau terkena orang di sekitarnya,” jabar Maryam.
Pewarta: Nuriel Shiami Indiraphasa
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua