Nasional

PP ISNU Tawarkan Gagasan Gus Dur dalam Forum Investasi dan Perdagangan

NU Online  ·  Jumat, 16 Mei 2025 | 10:00 WIB

PP ISNU Tawarkan Gagasan Gus Dur dalam Forum Investasi dan Perdagangan

Forum Investasi dan Perdagangan Global yang diselenggarakan PP ISNU di lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta, pada Kamis (15/5/2025). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online

Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) menggelar Forum Investasi dan Perdagangan di Lantai 5 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, pada Kamis (15/5/2025).


Dalam diskusi ini, PP ISNU menawarkan gagasan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mengenai poros kerja sama antara Jakarta (Indonesia), Beijing (Tiongkok) dan New Delhi (India).


"Gagasan ini lahir dari kesadaran geopolitik Gus Dur bahwa Asia memiliki potensi besar untuk memainkan peran sentral dalam menciptakan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran global, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, toleransi, dan keadilan sosial," kata Ketua PP ISNU Kamaruddin Amin melalui rilis yang diterima NU Online.


Ia mengatakan bahwa gagasan Gus Dur penting diketengahkan karena terbebas dari dominasi negara tertentu, sehingga dapat mengimbangi dinamika global yang eksklusif.


"Poros ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan kekuatan besar dunia, melainkan untuk mengimbangi dinamika global agar lebih adil, berimbang, dan tidak sepenuhnya dikendalikan oleh kekuatan Barat atau institusi finansial global yang eksklusif," lanjutnya.


Kamaruddin menjelaskan bahwa bagi Gus Dur ketiga poros itu bukan saja sebagai simbol geografis, melainkan nilai yang mencerminkan solidaritas global selatan, harmoni peradaban, hingga diplomasi berbasis etika dan kemanusiaan. Ia menilai ide besar Gus Dur itu makin relevan.


"Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik, perang dagang, dan konflik regional di berbagai belahan dunia, wacana poros alternatif seperti yang digagas Gus Dur menjadi semakin relevan. Forum ini juga menyoroti bagaimana diplomasi ekonomi dan perdagangan dapat menjadi instrumen perdamaian dan pembangunan bersama," jelasnya.


Sementara itu, Ketua Mitra Dunia dan Binma Group Sohail Sattar Quraeshi mengutarakan kesaksiannya terhadap upaya Gus Dur untuk keluar dari jeratan kekuatan blok melalui tiga poros di atas.


"Saya menyaksikan langsung bagaimana Gus Dur membangun komunikasi lintas negara bukan dengan posisi inferior, melainkan sebagai mitra strategis yang membawa pesan keadaban," ungkapnya.


Sohail pun menegaskan bahwa Gus Dur membawa angin segar bagi bangsa Asia. Pasalnya, Asia memiliki sederet tata nilai yang manusiawi untuk membangun tatanan dunia dewasa ini.


"Ia (Gus Dur) percaya bahwa kekuatan hakiki Asia terletak pada nilai moral, keterbukaan dan kemampuan untuk membangun tatanan dunia yang lebih manusiawi," ujar pria yang juga Penasihat Internasional Presiden Ke-4 RI itu.


Hadir pula dalam agenda bertema Revisiting Gus Dur’s Notion on Jakarta-Beijing-New Delhi Axis from the Memory of His International Advisor ini, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Wakil Ketua PP ISNU Amin Hery Haryanto Azumi, beserta sejumlah jajaran lainnya.