Persiapan Menyambut Jamaah Haji Indonesia di Makkah
NU Online · Kamis, 8 Mei 2025 | 13:00 WIB

Kepadatan jamaah haji dari sejumlah negara yang sedang melaksanakan umrah wajib pada Rabu (7/5/2025) sore di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. (Foto: NU Online/Patoni untuk MCH 2025)
Patoni
Penulis
Makkah, NU Online
Jamaah haji Indonesia yang saat ini masih berada di Madinah akan mulai diberangkatkan ke Makkah pada 10-11 Mei 2025. Sebelum dan setelah sampai di Makkah, ada sejumlah perlengkapan yang perlu dibawa oleh jamaah haji.
Kantor Urusan Haji (KUH) Indonesia telah mempersiapkan seluruh layanan untuk menyambut jamaah yang bergerak dari Madinah ke Makkah.
"Semuanya telah dipersiapkan, saya sudah mengoordinasikan seluruh layanan baik dari Madinah dan Makkah," ujar Staf KUH Indonesia Nasrullah Jasam, Rabu (7/5/2025) di Al Adel, lokasi kantor Daker Makkah di Arab Saudi.
Mayoritas jamaah Indonesia sendiri mengambil jenis haji tamattu dengan melaksanakan umrah wajib terlebih dahulu. Sebab itu, perlengkapan kain ihram wajib dipersiapkan oleh jamaah karena dari Madinah, jamaah haji akan mengambil miqat di Dzulhulaifah atau Bir Ali yang berlokasi sekitar 9 km dari Madinah.
Perlengkapan lain yang tidak kalah wajibnya ialah paspor, visa haji, dan kartu Nusuk yang harus melekat. Pasalnya, jamaah haji akan menghadapi keamanan berlapis sebelum masuk ke Makkah.
Setidaknya dua pos pemeriksaan polisi sebelum menuju ke Makkah. Kepolisian Saudi melakukan pemeriksaan terhadap bus atau kendaraan yang hendak masuk ke Makkah. Polisi ingin memastikan tidak ada jamaah non-visa haji yang bisa masuk ke Masjidil Haram. Makkah sendiri telah disterilkan bagi masyarakat yang tidak memiliki visa haji.
Pemeriksaan dilakukan tanpa terkecuali para petugas haji yang tiba di Bandara King Abdulaziz Jeddah pada Rabu (7/5/2025). Para petugas yang telah mengambil miqat umrah wajib di Jeddah diperiksa di dua pos kepolisian Saudi. Petugas di pos polisi tersebut termasuk memeriksa surat-surat yang dimiliki sopir kendaraan.
Seperti diketahui, Saudi melakukan pengawasan ketat terhadap jamaah visa non-haji pada tahun ini. Jamaah dengan visa non-haji jangan berharap dapat masuk ke Makkah, termasuk dari Indonesia.Â
Persiapan cuaca panas ekstrem
Cuaca panas di Arab Saudi menjadi tantangan saban tahun yang dihadapi jamaah haji. Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian bagi jamaah agar terhindar dari dehidrasi mengingat haji merupakan ibadah yang menguras kondisi fisik, termasuk ketika jamaah menjalankan umrah wajib apalagi ibadah tersebut dilaksanakan pada siang hari.
Jamaah haji perlu mempersiapkan kebutuhan air minum, termasuk botol penyemprot berisi air yang dapat digunakan setiap saat di muka dan leher guna menurunkan suhu tubuh.
Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Arab Saudi menekankan agar jamaah rutin mengonsumsi air putih seteguk dalam waktu 10-15 menit sekali. Karena minum air sekaligus banyak dalam sekali minum perlu dihindari.
Dalam hal ini, cairan di dalam dan di luar tubuh harus seimbang untuk mencegah dehidrasi bagi jamaah yang akan lebih banyak beraktivitas di bawah terik matahari ketika melaksanakan rangkaian ibadah haji.
Menurut KKHI, kebutuhan cairan di dalam tubuh perlu dilengkapi dengan konsumsi oralit. Sebab tubuh juga memerlukan elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, terutama di tengah suhu tinggi dan aktivitas padat. Idealnya, jamaah membawa oralit. Tapi bila tidak ada, mencampurkan air dengan sedikit gula dan garam pun bisa membantu menggantikan elektrolit yang hilang lewat keringat.
Dalam suasana ibadah, banyak jamaah cenderung mengabaikan rasa lelah atau gejala awal dehidrasi. Padahal, tanda-tanda seperti lemas, nyeri kepala, mual, hingga bicara yang mulai tak nyambung bisa menjadi sinyal bahwa tubuh kekurangan cairan.
Jika gejala itu muncul, jamaah diimbau segera melapor ke petugas kloter atau tim kesehatan di sekitar mereka untuk menghindari risiko heat stroke dan dehidrasi berat di tengah suhu panas kering di Saudi yang mencapai 41 derajat celcius di siang hari.
Selain itu, sebelum memasuki Masjidil Haram, jamaah juga diimbau membawa tas atau kantung penyimpan sandal. Untuk aktivitas di luar ruangan, jamaah bisa sedia payung dan topi.
Sampai Kamis (8/5/2025), suasana di area thawaf atau Mathaf Ka'bah di Masjidil Haram mulai dipadati jamaah haji sejumlah negara, di antaranya jamaah haji dari Bangladesh, Pakistan, dan Turki sudah tiba di Makkah.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua