Pendidikan Anak Usia Dini Harus Perhatikan Semua Aspek Perkembangan Anak
NU Online · Sabtu, 1 Januari 2022 | 11:30 WIB
Malik Ibnu Zaman
Kontributor
Jakarta, NU Online
Terdapat lima aspek perkembangan anak usia dini yaitu fisika dan motorik, perkembangan bahasa, perkembangan sosial emosional, perkembangan moral, dan perkembangan kognitif.
Dosen Program Studi Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Renti Aprisyah mengatakan bahwa aspek perkembangan anak usia dini tersebut bukanlah hal yang patut untuk diremehkan. Aspek perkembangan anak usia dini tersebut juga harus disesuaikan dengan capaian-capaian yang ingin dinilai.
"Jadi lebih lanjutnya adalah dari kelima aspek tersebut, pelaksanaan pembelajaran di PAUD itu harus ada. Jadi ini gambaran yang ideal, dan ketika kita masukin anak kita ke sekolah pastikan bahwa pendidik, guru, atau pemberi layanan. Itu mesti memahami lima aspek capaian perkembangan. Jangan sampai teman-teman ketika memasukkan anak, mereka nggak tahu capaian perkembangan anak usia dini," ujarnya saat mengisi seminar web Pendidikan Anak Usia Dini: Dulu, Kini, dan Nanti diakses Jumat pada (31/12/2021).
Ketika masyarakat, khususunya guru dan orang tua, ingin memberikan pelayanan pendidikan kepada anak maka mereka harus khatam terkait apa itu aspek capaian perkembangan, sebab hal itu merupakan dasar dari pendidikan anak usia dini.
Ia pun menegaskan bahwa seorang guru ataupun semua orang yang concern terhadap pendidikan anak usia dini, harus mengetahui kelima aspek tersebut.
"Jadi lima aspek ini harus disesuaikan dengan tahapan usia, jadi misalnya tadi fisik motorik, teman-teman harus dilihat dari nol seperti apa sampai ke usia delapan tahun, banyak ternyata PR-nya Teman-teman. Jadi dalam satu bahasan aspek perkembangan saja bisa dibilang enggak akan habis-habis materinya," jelasnya.
Menurut dia, naiknya berat badan tersebut menunjukkan perkembangan fisik. Kalau tumbuh itu dilihat dari perkembangan berat badan anak, kalau kembang itu dilihat dari keberhasilan dalam mengembangkan kemampuan motorik.
"Jadi misalnya kalau untuk simpelnya bagaimana sih kita melihat perkembangan fisik anak usia dini. Fisik anak usia dini itu kita bisa melihat secara langsung dengan pertumbuhan bentuk badan, jadi misalnya anak itu dari ukurannya dua kilogram naik jadi 10 kilogram." ujarnya pada webinar yang diadakan NU Online dan Unusia.
Dikatakan, ada dua motorik yakni motorik halus dan motorik kasar. "Contoh motorik kasar, anak bisa berlari, berjalan, merangkak, berguling, main sepeda, itu merupakan kemampuan motorik kasar. Kalau motorik halus, dia bisa menggambar, dia bisa main puzzle, dia bisa menyusun balok tingkat-tingkat, itu adalah kemampuan motorik halusnya," jelasnya.
Kontributor: Malik Ibnu Zaman
Editor: Kendi Setiawan
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua