LD PBNU Dorong Pemerintah Tak Diam pada Paham Takfiri
NU Online · Kamis, 27 Oktober 2022 | 16:15 WIB

Ketua Komisi Rekomendasi Rakernas IX LD PBNU KH Ahmad Nurul Huda saat membacakan poin-poin rekomendasi di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, pada Rabu (26/10/2022). (Foto: NU Online/Aru)
Aru Lego Triono
Penulis
Jakarta, NU Online
Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mendorong pemerintah peduli dengan aksi kelompok-kelompok yang gemar memprovokasi umat dengan tuduhan kafir. Paham takfiri (pengafiran) semacam ini ditengarai akan menyulut permusuhan dan perpecahan sesama anak bangsa.
Pada masyarakat Muslim akar rumput kerap terjadi perdebatan, tudingan bid’ah bahkan pengafiran atas tradisi keagamaan mayoritas umat Islam di Indonesia. Jika dibiarkan begitu saja, kelak paham ini akan menyuburkan ekstremisme dan terorisme.
Seruan LD PBNU ini muncul di sela penutupan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IX yang digelar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (27/10/2022). Forum permusyawaratan para pendakwah NU itu menghasilkan berbagai rekomendasi, baik ditujukan untuk internal (kepada PBNU) maupun eksternal (kepada pemerintah).
LD PBNU juga mengingatkan pemerintah akan merebaknya kajian-kajian keagamaan di lingkungan perkantoran pemerintah yang dalam beberapa hal bertolak belakang dengan komitmen pemerintah dalam membangun moderasi beragama.
"LD PBNU siap mendelegasikan para ustadz, dai, mubaligh yang berada di bawah naungan LD PBNU untuk menyampaikan materi, kajian, taushiyah, ceramah, dan pembelajaran ilmu-ilmu keislaman sesuai kualifikasi, kapasitas, dan kepakarannya," kata wakil sekrataris LD PBNU KH Ahmad Nurul Huda.
Lukman Hakim Saifuddin saat menjadi narasumber dalam Seminar Internasional Moderasi Beragama dalam rangkaian Rakernas Lembaga Dakwah PBNU menyinggung soal dua sisi ekstremitas cara beragama yang perlu dimoderasi.
Pertama, kelompok agama yang terlalu tekstualis dan hanya bertumpu pada teks seraya mengabaikan konteks. Kedua adalah kelompok liberal, yang bebas tanpa batas, mendewakan akal, bahkan lebih mengedepankan konteks tetapi justru tercerabut dari teks.
“Dua ekstremitas itulah yang ingin dimoderasi. Jadi yang dimoderasi itu cara kita beragamanya, bukan agamanya,” ujar Lukman.
Rakernas IX LD PBNU digelar selama tiga hari sejak tanggal 25 Oktober 2022. Forum diikuti seluruh pengurus pusat Lembaga Dakwah PBNU. Berbagai hal dibahas dalam rapat kali ini, mulai dari penguatan kelembagaan hingga strategi dakwah.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin
===============================
Judul dan isi berita ini telah disunting ulang pada 27 Oktober 2022, pukul 19.00 WIB.
Terpopuler
1
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Kabar Duka: Ibrahim Sjarief, Suami Jurnalis Senior Najwa Shihab Meninggal Dunia
6
Ribuan Ojol Gelar Aksi, Ini Tuntutan Mereka ke Pemerintah dan Aplikator
Terkini
Lihat Semua