Melihat Masjidil Haram dari Pucuk Zamzam Tower, Manusia bak Semut Mengelilingi Ka'bah
NU Online · Rabu, 28 Mei 2025 | 19:30 WIB

Masjidil Haram dipotret dari puncak gedung Zamzam Tower, Selasa (27/5/2025) siang hari. (Foto: MCH 2025/Wahyu Andika)
Patoni
Penulis
Makkah, NU Online
Siapa pun yang sedang berada di kota Makkah, Arab Saudi akan langsung mengerti titik keberadaan Masjidil Haram jika sudah melihat gedung Clock Tower atau Abraj Al Bait atau jamaah haji Indonesia kerap menyebutnya Zamzam Tower. Pasalnya, salah satu gedung tertinggi di Saudi itu terletak persis di dekat Masjid Haram.
Bahkan keluar lobi Zamzam Tower, jamaah bisa langsung menuju ke pelataran Masjidil Haram. Ketika musim haji, Zamzam Tower merupakan gedung yang bisa mengarahkan penghuninya langsung menuju pintu masuk ke Mataf (tempat thawaf).
Ukuran jam yang besar dan megah membuat siapa pun akan terus memandanginya. Apalagi jika hari sudah malam, jamaah akan diperlihatkan sinar lampu memukau berwarna hijau yang menyelimuti pucuk tower bersimbol bulan sabit itu.
Fasilitas Zamzam Tower tak hanya menyediakan tempat menginap eksklusif, tetapi bangunan ikonik ini juga menawarkan kepada siapa saja yang ingin melihat Masjidil Haram dan bukit-bukit di sekitarnya terhampar dari lantai tertinggi tower.
Dari gedung setinggi 601 meter itu, seluruh koridor Masjidil Haram akan terlihat jelas, termasuk sisi-sisi yang menjadi proyek perluasan Masjidil Haram. Ka'bah yang terlihat di tengah-tengah seperti gula batu berbentuk segi panjang yang sedang dikerubuti semut kecil yang tidak mau berhenti bergerak.
Baca Juga
Sistem Akustik Canggih di Masjidil Haram
Tim Media Center Haji (MCH) 2025 Kemenag RI memang mendapat undangan khusus dari General Authority of Media Regulation dan Royal Commission for Makkah City and Holy Sites pada Selasa (27/5/2025) siang.
Tak hanya jurnalis dari Indonesia, tetapi juga jurnalis dari berbagai negara seperti Malaysia, Turki, Nigeria, hingga Suriah diundang untuk mengunjungi Museum Clock Tower, museum yang ada di puncak gedung tersebut, tepat di bagian jam raksasanya.
Siang itu, sekilas jamaah haji yang terlihat begitu sedikit meskipun setelah turun dan bergabung di Mataf akan tetap berdesak-desakkan. Mataf atau Masjidil Haram secara umum pada siang hari memang tidak menjadi tujuan jamaah haji Indonesia alasannya kekhawatiran serangan panas atau heatstroke.
Mereka juga sudah mengurangi ibadah umrah sunnah untuk menyimpan energi fisik demi bekal di puncak haji Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) yang rangkaiannya akan dimulai pada 1 Mei 2025 (5 Dzulhijjah 1446).
Para jurnalis diajak ke Museum Clock Tower. Museum tersebut dibuka dengan tiket masuk seharga 150 riyal Saudi atau sekitar Rp650 ribu. Museum ini menyajikan beragam informasi seputar astronomi, perjalanan waktu, serta keterkaitannya dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Di dalamnya, pengunjung bisa melihat langsung mesin jam raksasa bekerja dari dekat.
Tidak hanya itu, ada pula simulasi tata surya yang dilengkapi teknologi interaktif seperti alat pemantau bulan dan bintang digital, seakan-akan membawa pengunjung menjelajah ruang angkasa.Â
Pengunjung dibekali alat pemandu yang secara otomatis memutar penjelasan terkait, termasuk bacaan ayat Al-Qur'an. Misalnya, saat berada di area penjelasan tentang matahari, alat tersebut memperdengarkan Surat Asy-Syams.
Bagi jamaah haji Indonesia, tersedia pilihan bahasa Indonesia pada alat pemandu ini, sehingga mereka dapat lebih mudah memahami setiap informasi yang disajikan di Museum Clock Tower.
Â
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
3
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
4
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
5
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
6
Pengrajin Asal Cianjur Sulap Tenda Mina Jadi Pondok Teduh dan Hijau
Terkini
Lihat Semua