Daerah

Keraton Surakarta Gelar Malem Selikuran

NU Online  ·  Ahad, 26 Mei 2019 | 14:15 WIB

Solo, NU Online
Sudah menjadi tradisi sejak ratusan tahun yang lalu, setiap tiba malam 21 Ramadhan, Keraton Surakarta menggelar Malem Selikuran.

Prosesi Malem Selikuran ditandai dengan kirab dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung. Rombongan kirab membawa ribuan tumpeng juga ratusan lampu ting (lampion).

Pada Ramadhan kali ini, Malem Selikuran dilaksanakan pada Sabtu (25/5) malam. Yang berbeda pada penyelenggaraan tahun ini, Malem Selikuran diadakan sebanyak dua kali dalam semalam.

Pertama diselenggarakan Bebadan Keraton yang dipimpin langsung oleh Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi dan yang kedua oleh Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Solo. Mereka melakukan kirab secara bergantian.

Bebadan Keraton Paku Buwono (PB) XIII Hangabehi menggelar kirab selepas Shalat Isya dan Tarawih. Setelah itu, dari LDA Keraton Solo berlangsung sekira pukul 21.52 WIB.

Kepada NU Online, ta'mir Masjid Agung Surakarta Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Muhtarom mengatakan waktu penyelenggaraan kirab malam selikuran ini juga diyakini sebagai waktu Lailatul Qadar.

"Tradisi yang dimulai sejak Kesultanan Demak dan diteruskan hingga Kerajaan Mataram Surakarta ini dilaksanakan untuk menyambut malam Lailatul Qadar," terang Kiai Muhtarom yang juga Wakil Rais Syuriah PCNU Kota Surakarta.

Setibanya dibawa ke masjid Agung, usai didoakan oleh pemuka agama, tumpeng Sewu itu pun dibagikan pada masyarakat yang sudah menunggu di sana. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)