Masa Depan Islam Diprediksi Ada di Indonesia, Ini Langkah yang Bisa Dilakukan Generasi Muda
Selasa, 6 Mei 2025 | 19:00 WIB

Acara Ngupi Basamo Ngobrol Tipis-tipis (Ngubris) di Sekretariat PCNU Bungo, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Selasa (6/5/2025). (Foto: NU Online/Syarif)
Bungo, NU Online
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bungo, Jambi, M Sholihin mengatakan bahwa kunci kesuksesan Indonesia dan Nahdlatul Ulama di masa depan tergantung generasi muda. Apalagi Indonesia sedang mengalami bonus demografi.
Tokoh pembaharuan pemikiran Islam yang cukup ternama yaitu Malek Bennabi memprediksikan bahwa masa depan Islam berada di Indonesia. Ia adalah pemikir terkemuka abad 20. Malek berasal dari Aljazair.
Hal ini disampaikan Sholihin saat acara Ngupi Basamo Ngobrol Tipis-tipis (Ngubris) di Sekretariat PCNU Bungo, Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo, Selasa (06/05/2025).
"Ramalan Malek Bennabi, dunia Islam akan beralih dan tunduk pada tarikan gravitasi Jakarta, sebagaimana ia pernah tunduk pada tarikan gravitasi Kairo dan Damaskus," jelasnya.
Dalam pandangan Malek, Indonesia dengan organisasi Islam terbesar di dunia, NU dan Muhammadiyah, menjadi modal besar untuk memimpin dunia Islam. Dengan mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, kemajuan Indonesia juga akan banyak dipengaruhi kemajuan umat Islam.
Bagi Sholihin, ramalan ini memberikan tanggung jawab yang besar terhadap umat Islam di negeri ini, khususnya generasi muda. Oleh karenanya, generasi muda perlu menemukan potensi diri masing-masing. Misalnya dengan mulai beradaptasi dengan kemajuan teknologi, khususnya artificial intelligence atau AI.
Keadaan Indonesia yang memiliki penduduk Islam terbesar masih terlalu jauh dari apa yang pernah diramalkan oleh Malek Bennabi. NU sebagai organisasi Islam terbesar punya tanggung jawab menjawab ini. Generasi muda perlu menginstal pengetahuan dan gagasan yang meningkatkan keterampilannya.
"Dengan sejumlah kader potensialnya, bukan hal mustahil NU menjadi lokomotif menarik gerbong umat Islam menuju Indonesia emas 2045. Harus mau merubah cara pandang melihat masa depan," imbuh Sholihin, Rektor Institut Agama Islam Yasni Bungo ini.
Baca Juga
Masa Depan Islam Ada di Indonesia
Langkah yang bisa dilakukan generasi muda
Sholihin menjelaskan langkah awal yang bisa dilakukan generasi muda Islam yaitu memperhatikan dua hal, how to see dan what to see. Sebab, sesuatu tidak akan jelas ketika seseorang tidak tahu harus bagaimana dan mau apa.
Namun, apabila generasi muda tahu mau melakukan apa dan bagaimana, maka tujuan dan langkahnya akan jelas. Karena itu, generasi muda Islam harus memiliki tahu ke mana dan bagaimana.
"What to see itu contohnya generasi muda Islam mau bicara tentang digital entrepreneur, caranya gimana? Maka cara menyampaikan produk dan lewat media apa ke publik disebut how to see," bebernya.
Generasi muda Islam juga perlu mengubah cara pandang tentang teknologi. Bila selama ini menjadi pengguna saja, maka harus naik tingkat menjadi pemanfaat teknologi untuk wirausaha.
Kemajuan teknologi dengan media sosialnya membuka pintu luas buat siapapun untuk berkarya dan eksis.
Dari konten digital marketing itu diharapkan masyarakat dapat mengenal, mengetahui, menyukai, meyakini, mempercayai dan memilih produk yang ditawarkan. Karena pada dasarnya orang memilih sesuatu disebabkan oleh emosional dan rasional.
Konten adalah raja, sebaran adalah ratu. Punya konten bagus, tidak bisa menyebarkan dengan baik maka tidak ada gunanya. Punya konten tidak bagus, tapi penyebarannya bagus maka sama saja. Dua-duanya harus sama-sama jalan.
"Generasi muda harus mencari kelebihan kompetitif dari dirinya, produknya dan komunitasnya yang kemudian dimasukkan dalam konten," kata Sholihin.
Ia menegaskan bahwa menumbuhkan jiwa kewirausahaan generasi muda IsIam saat ini cukup mudah, karena bisa belajar melalui referensi internet. Dengan begitu, akan terwujud generasi muda Islam mandiri secara ekonomi. Terlebih dengan kemandirian itu bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar, rahmatan lil alamin.
"Seorang generasi muda perlu menggali lagi potensi dirinya, setiap orang punya potensi. Dengan memanfaatkan digital marketing potensi tersebut bisa lebih mudah berkembang. Setidaknya ramalan Malek Bennabi bisa terwujud," pungkasnya.