Bahagianya Anak-Anak Melestarikan Permainan Tradisional di Tengah Modernitas Kota
Selasa, 13 Mei 2025 | 20:00 WIB

Potret anak-anak sedang bermain permainan tradisional di RPTRA NKRI, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (13/5/2025). (NU Online/Suwitno)
Jakarta, NU Online
Gelak tawa bahagia terdengar renyah di antara pepohonan rindang yang mengelilingi Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) NKRI, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (13/5/2025).
Gelak tawa itu berasal dari sekelompok anak-anak yang sedang bermain permainan tradisional di tengah modernitas dan hiruk pikuk kota Jakarta. Mereka tertawa tatkala salah satu dari mereka gagal saat mencoba permainan egrang.
Kegagalan itu tidak dibiarkan begitu saja. Anna Stasia Anisaa dan Akbar, sebagai pelatih, dengan sabar membimbing dan mengenalkan satu per satu permainan tradisional itu.
"Sebenarnya ini kegiatan rutin dari Suku Dinas (Sudin) Kebudayaan. Kita mulai dari 15 April sampai 15 Mei 2025, setiap Selasa dan Ahad, setiap pukul 15.00-17.00 WIB. Berarti satu bulan itu sepuluh kali pertemuan. Pada pertemuan kesepuluh nanti, ada lomba antar-RPTRA," kata Anisaa.
Anisaa menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melatih kreativitas anak-anak dan mengurangi waktu bermain gadget.
"Anak-anak tuh banyak yang belum tahu, ternyata, permainan tradisional; bagaimana cara main egrang dan galasin? Ada sepuluh permainan tradisional, yaitu galasin atau gobak sodor, dagongan (tarik tambang pakai bambu), sumpitan, bakiak, ketapel, gangsing, engklek, egrang, dan lari balok," ujar Anisaa.
Anisaa berharap, Sudin Kebudayaan Jakarta dapat memfasilitasi alat-alat permainan tradisional. Sebab selama ini mereka yang membuat sendiri alat-alatnya.
"Terus kalau bisa diperbanyak lagi tempatnya, di setiap RW ada arena bermain untuk anak-anak," harapnya.
Salah satu anak-anak, Kamila Putri Yufah (11), merasa seru bermain permainan tradisional. Sebelumnya, ia mengenal beberapa permainan tradisional di sekolahnya.
"Latihannya harus jago lagi biar bisa ikut lomba, kayak aku kan dulu enggak bisa main egrang, sekarang sudah bisa. Walaupun capek tapi seru, apalagi mainnya sama temen-temen," ujar Kamila.
Sementara itu, salah satu orang tua, Lili Arifiyanti (45), merasa senang anaknya bisa mengikuti kegiatan tersebut.
"Bagus banget, sangat bermanfaat, menambah wawasan dan pengalaman. Jadi lebih bermanfaat lah dialihkan ke sini, dari pada main HP terus," katanya.
"Kalau bisa sih lebih ditambah lagi lah permainannya, kan banyak juga permainan asli Jakarta yah," pungkas Lili.