Jateng

Wujudkan Pesantren Ramah Anak Butuh Peran Keluarga dan Masyarakat

Jumat, 16 Mei 2025 | 08:00 WIB

Wujudkan Pesantren Ramah Anak Butuh Peran Keluarga dan Masyarakat

Pelatihan Keterampilan Hidup Remaja bagi Santri dan Pengasuh dalam Rangka Mewujudkan Pesantren Ramah Anak di Provinsi Jawa Tengah.

Semarang, NU Online 

Upaya mewujudkan lingkungan pesantren yang ramah anak terus digencarkan berbagai pihak. Salah satunya melalui kegiatan Pelatihan Keterampilan Hidup Remaja bagi Santri dan Pengasuh dalam Rangka Mewujudkan Pesantren Ramah Anak di Provinsi Jawa Tengah. 


Kegiatan ini digelar di Gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Banyumanik Semarang, Rabu (14/5/2025).


Salah satu narasumber utama dalam pelatihan ini adalah Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah KH Ahmad Fadlullah Turmudzi atau Gus Fad. 


Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya perlindungan dan pendidikan karakter anak, terutama di lingkungan pesantren yang memiliki peran strategis dalam pembentukan akhlak generasi muda.


“Anak dalam Islam adalah amanah. Mereka terlahir dalam keadaan suci. Lingkungan sekitar, termasuk pesantren, bertanggung jawab menjaga kesucian dan fitrah itu. Pendidikan di pesantren harus ramah, penuh kasih sayang, dan menjunjung tinggi hak-hak anak,” tegas Gus Fad, sebagaimana dikutip NU Online Jateng


Ia menegaskan, keluarga memegang peran sentral dalam pendidikan anak. Sebab pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran keluarga. 


"Dari keluarga terbentuk pribadi yang baik. Maka, sinergi antara keluarga, pesantren, dan masyarakat sangat penting dalam mencetak generasi berakhlakul karimah dan mandiri,” tambahnya.


Gus Fad kemudian menyoroti pentingnya pembiasaan dalam proses pendidikan karakter santri. Ia menegaskan, karakter tidak bisa dibentuk secara instan tapi ibutuhkan proses yang konsisten, dengan teladan nyata dari para pengasuh.


"Islam telah menempatkan anak pada posisi yang sangat mulia, maka cara mendidiknya pun harus penuh kelembutan, keadilan, dan kasih sayang,” terang ulama muda yang dikenal aktif dalam isu-isu perlindungan anak ini.


Pelatihan ini membekali para santri dengan berbagai keterampilan hidup, seperti berpikir kritis, pengambilan keputusan, pengelolaan emosi, hingga keterampilan sosial.


Sementara itu, para pengasuh dan pengurus pondok pesantren mendapat materi tentang perlindungan anak, pengasuhan berbasis hak anak, serta strategi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung tumbuh kembang optimal.

 

Baca selengkapnya di sini