Nasional

LK PBNU Sebut Gaya Hidup Modern Jadi Salah Satu Pemicu Kanker Kolorektal Meningkat

NU Online  ·  Jumat, 30 Mei 2025 | 15:00 WIB

LK PBNU Sebut Gaya Hidup Modern Jadi Salah Satu Pemicu Kanker Kolorektal Meningkat

Ilustrasi kanker. (Foto: NU Online/Freepik)

Jakarta, NU Online

 

Anggota Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Syifa Mustika menyebutkan bahwa gaya hidup modern diduga kuat menjadi pemicu kanker usus besar dan rektum (kolorektal). Dalam beberapa tahun terakhir sejenis penyakit dalam ini menyerang usia muda di bawah 50 tahun.

 

"Jadi, bisa dikatakan bahwa usia muda yang paling rentan saat ini adalah mereka yang berusia 20-49 tahun," ujarnya kepada NU Online pada Kamis (29/5/2025) siang.

 

Lebih lanjut, dokter Syifa menjelaskan, gaya hidup modern yang dapat memicu kanker usus besar yakni seringnya makan makanan instan secara berlebihan. Secara bersamaan, tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dan istirahat yang proporsional.

 

"Ciri-ciri hidup modern yang kurang adalah terlalu sering makan makanan siap saji. Makanan (jenis) ini biasanya tinggi lemak jenuh, gula, garam dan rendah serat. Duduk seharian kerja di depan laptop atau main HP tanpa aktifitas fisik yang cukup bisa memperlambat kerja usus. Ditambah sering begadang dan kurang tidur, itu bisa menurunkan daya tahan tubuh dan mengganggu keseimbangan hormon," jelas dokter Syifa.

 

Oleh karena itu, dokter spesialis penyakit dalam itu mengimbau agar menjaga kesehatan dengan melakukan hal-hal sederhana. "Mulailah dengan kebiasaan sederhana seperti makan lebih banyak sayur dan buah, rutin jalan kaki atau olahraga ringan, batasi makanan olahan dan kurangi waktu duduk terlalu lama," ujar Syifa.

 

Dalam laporannya pada tahun 2025, American Cancer Society menyebutkan bahwa angka orang yang didiagnosis menderita kanker usus besar atau rektum telah menurun secara keseluruhan sejak pertengahan 1980-an, terutama karena semakin banyak orang yang menjalani skrining dan mengubah faktor risiko terkait gaya hidup mereka . 

 

Dalam kurun 2012 hingga 2021, angka kejadian turun sekitar 1 persen setiap tahun pada orang dewasa yang lebih tua. Pada tahun yang sama, orang yang berusia di bawah 50 tahun, angkanya meningkat sebesar 2,4 persen.

 

Sementara di Indonesia kanker kolorektal sebagaimana rilis Globogan tahun 2019 berada di posisi keempat terbesar (8,6 persen) dengan 30.017 kasus kedua terbanyak pada pria (11,9 persen) dengan 19.113 kasus. Jenis penyakit ini berada di bawah kanker paru di urutan pertama dan pada wanita kanker kolorektal menempati urutan keempat (5,8 persen) dengan 10.904 kasus di bawah kanker payudara, cervix uteri dan ovarium.