Nasional

Pidato Lengkap Gus Yahya di Gorontalo: Pemerintah Wajib Ikhtiarkan Kesejahteraan Rakyat

Ahad, 25 Mei 2025 | 08:00 WIB

Pidato Lengkap Gus Yahya di Gorontalo: Pemerintah Wajib Ikhtiarkan Kesejahteraan Rakyat

Ketua Umum PBNU Gus Yahya saat pidato dalam acara Istighotsah di Gorontalo, pada Kamis (22/5/2025) malam. (Foto: TVNU/Miftah)

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau yang karib disapa Gus Yahya didaulat memberi Pidato Kebangsaan dalam Istighosah: Dzikir dan Doa untuk Keselamatan Bangsa yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kota Gorontalo bersama Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Gorontalo, di Lapangan Taruna Remaja, Kamis (22/5/2025) malam.


Di provinsi yang dikenal dengan julukan Bumi Serambi Madinah itu, Gus Yahya menekankan kewajiban pemimpin dan pejabat untuk berikhtiar atas kesejahteraan rakyat, serta mendorong masyarakat untuk mendoakan pemimpin dengan doa-doa yang baik.


Berikut adalah pidato lengkap kiai yang pernah menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, selama 15 tahun (1979 -1994) itu dalam kesempatan tersebut.


***


Assalāmualaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

Alhamdulillāh wa syukrulillāh, was shalātu was salāmu alā Rasūlillah Sayyidina wa Maulana Muhammad ibni Abdillah, wa 'alā ālihi wa shahbihi wa man wālāh. Amma ba’ad.

 

Yang kami hormati Ibu Wakil Gubernur Provinsi Gorontalo, Ibu Idah Syahidah. Yang kami hormati Walikota Gorontalo, Bapak Adhan Dambea. Malam ini yang kedua kalinya saya bertemu beliau. Tadi pagi sudah ketemu. Tadi pagi saya lihat beliau kelihatan tua. Tapi waktu ketemu lagi malam ini, kenapa beliau jadi muda begini? Alhamdulillah. Yang saya hormati para pejabat pemerintahan baik sipil, TNI, maupun Polri. Yang saya hormati Rais Syuriah PWNU Kiai Buranuddin Umar, Ketua Tanfidziah PWNU Pak Ibrahim T Sore, yang walaupun sudah malam tetap sore. Para ulama, para hadirin dan hadirat yang saya cintai.


Alhamdulillah, ini masyaallah ibu-ibu berkumpul begini banyak. Masyaallah. Sudah makan belum, Bu? Aduh, belum makan. Wah, enggak boleh lama-lama ini, Keburu lapar. Suami ikut apa enggak? Enggak. Masyaallah. Di rumah sudah ditinggal masakan belum? Belum. Iya. sudah, jangan lama-lama nanti di sini ya. Mudah-mudahan melihat muka saya jadi agak kenyang dikitlah. Mudah-mudahan.


Ibu-ibu yang saya hormati.

Alhamdulillah, ini luar biasa bahwa Pak Walikota menunjukkan betapa cintanya kepada agama dengan berbagai macam inisiatif yang beliau lakukan termasuk dengan menggelar istighotsah seperti malam ini.


Kita semua mengharapkan rakyat yang makmur, betul? Kita semua mengharapkan Gorontalo yang sejahtera, betul? Betul. Para pemimpin kita, Pak Gubernur dan Ibu Gubernur, Pak Walikota, dan pejabat pejabat yang lain wajib berikhtiar agar rakyat Gorontalo ini Sentosa, sejahtera. Wajib. Karena tasharruful imam manutun bimaslahatir ra’iyyah, semua yang dilakukan oleh pemimpin itu harus ditujukan untuk kemaslahatan rakyatnya. Wajib. Pak Adhan Dambea wajib mengupayakan kemaslahatan kota Gorontalo. Ibu Ida Saida dan seluruh jajarannya wajib mengikhtiarkan kemaslahatan Provinsi Gorontalo.


Tetapi, Bapak Ibu, kita juga tahu bahwa kesentosaan, kesejahteraan, kemakmuran, kemaslahatan, semua itu adalah karunia dari Allah subhanahu wa ta'ala. Maka, di samping ikhtiar kita bersama, kita juga senantiasa memohon rida Allah, memohon perkenan Allah, memohon rahmat, nikmat Allah, agar memberikan pertolongan untuk kita semua.


Sebetulnya, sudah ada resep yang paten yang diberikan oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk mendapatkan kehidupan yang sentosa, sejahtera, sebagaimana firman Allah: Manamila shâliḫam min dzakarin au untsâ wa huwa mu'minun fa lanuḫyiyannahû ḫayâtan thayyibah, (QS. An-Nahl: 97). Barang siapa beramal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan dalam beramal itu dia beriman kepada Allah subhanahu wa ta'ala, maka pasti, tidak mungkin tidak, Allah akan mengaruniakannya kehidupan yang sentosa, sejahtera, kehidupan yang nyaman, kehidupan yang baik. Wa lanajziyannahum ajrahum bi'aḫsani kânû ya‘malûn (QS. An-Nahl: 97), dan nanti di akhirat akan diberikan pahala yang jauh lebih baik daripada nilai amalnya pada waktu di dunia.


Jadi, Ibu-ibu, Bapak-bapak, kuncinya apa? Kuncinya adalah amal shaleh. Asal kita beramal shaleh, maka janji Allah pasti dikaruniai kehidupan yang sentosa, kehidupan yang sejahtera, kehidupan yang baik.


Nah, karena itu, mari kita bawa gairah kita untuk mendekat kepada Allah subhanahu wa ta'ala seperti yang kita perlihatkan malam hari ini, kita bawa dalam kehidupan sehari-hari dengan beramal secara shaleh. Beramal yang saleh. Beramal yang saleh itu bagaimana? Shaleh itu artinya apa? Shaleh itu artinya pantas. Jadi, pantasnya bagaimana beramal itu.

 
Gus Yahya saat berpidato di depan ribuan Nahdliyin se-Gorontalo. (Foto: TVNU/Miftah) 


Kita semua ini ada karena ada yang menciptakan. Betul? Yang menciptakan adalah Allah subhanahu wa ta'ala. Allah satu-satunya pencipta. Allah yang menggelar langit dan bumi. Dan kita adalah hamba-hamba. Maka, bagaimana pantasnya hamba di hadapan Allah? Kalau kita mendapatkan sesuatu yang menyenangkan itu berarti adalah nikmat dari Allah subhanahu wa ta'ala, pantasnya bagaimana? Pantasnya kita harus bersyukur kepada Allah. Pantasnya. Kalau kita mendapatkan cobaan sebagai hamba Allah, pantasnya bagaimana? Pantasnya kita bersabar. Kalau kita mendapatkan perintah untuk melaksanakan berbagai macam ibadah, shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, zakat dan haji bagi yang mampu, pantasnya kita harus taat kepada perintah-perintah Allah. Jadi, pantas kepada Allah.


Ibu-ibu ini sudah bersuami? Sudah, ya? Ada yang belum. Ya sudah, untuk yang bersuami. Suami sudah mencarikan nafkah. Suami mencukupi kebutuhan-kebutuhan nafkah sekeluarga. Pantasnya sebagai istri kepada suami bagaimana? Kalau kalau suami pulang kerja capek, pantasnya istri bagaimana? Kalau suami nyari-nyari makanan di dapur, istri pantasnya bagaimana? Nah, pikir sendiri pantasnya. Ini Bapak-bapak pada punya istri, ya? Istri ini yang mengurus rumah, yang menjaga rumah ketika Bapak-bapak meninggalkan rumah, yang membersihkan rumah, mencuci baju, memasak, dan sebagainya, pantasnya suami kepada istri bagaimana? Pantasnya kasih belanja. Sudah betul. Kalau sampai suami enggak kasih belanja, berarti tidak pantas. Sudah punya anak, Bu? Nah, sama, pantasnya ibu kepada anak bagaimana? Pantasnya anak kepada orang tua bagaimana?


Kita semua ini rakyat. Pemerintahnya ini, Ibu Wakil Gubernur, Pak Walikota dengan seluruh jajaran, ini pemerintah. Kita rakyat. Pantasnya rakyat kepada pemerintah bagaimana? Kita harus mendukung pemerintah, mendoakan yang baik-baik kepada pemerintah. Ini penting. Tidak boleh mendoakan buruk kepada pemerintah. Itu tidak boleh. Diingat-ingat ya, Bu. Walaupun keadaan bagaimana, Pak, tidak boleh mendoakan jelek kepada pemerintah. Karena kalau pemerintah ini kena doa jelek, lalu jadi jelek beneran, itu yang susah semua orang, seluruh rakyat jadi susah. Maka tidak boleh mendoakan jelek kepada pemerintah. Harus didoakan yang baik-baik: Semoga Ibu Wakil Gubernur, Pak Walikota, seluruh jajaran pemerintah dikaruniai kesehatan. Dikaruniai kekuatan. Dikaruniai kebijaksanaan. Diberi petunjuk oleh Allah subhanahu wa ta'ala untuk menjalankan keadilan dan seterusnya.


Pemerintah kepada rakyat pantasnya bagaimana? Kalau rakyatnya sudah dipanggil, suruh datang berbondong-bondong, ternyata belum makan, pantasnya bagaimana? Nah, ini harus ya harus pantas juga, pemerintah kepada rakyat pantasnya bagaimana. Kalau semua berlaku dengan pantas, bersikap dengan pantas, beramal dengan pantas, pasti, tidak mungkin tidak, Allah subhanahu wa ta'ala akan mengaruniakan kehidupan yang baik, kehidupan yang maslahat, kehidupan yang sentosa, sejahtera. Semoga ini semua patut untuk kita seluruh rakyat Indonesia. Allahumma amin.

 


Ibu-ibu, Bapak-bapak yang saya hormati, saya cintai, terima kasih telah hadir di sini.

Saya sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama datang ke Gorontalo ini untuk bertemu dengan para pengurus pimpinan Nahdlatul Ulama di Gorontalo untuk menyampaikan pesan kepada mereka semua agar seluruh pengurus Nahdlatul Ulama, seluruh kader-kader Nahdlatul Ulama, termasuk Banser-Banser ini, Ansor-Ansor, Fatayat, Muslimat, semuanya, harus siaga, siap setia setiap saat untuk membantu – menyingsingkan lengan baju – memperjuangkan kemaslahatan rakyat dan masyarakat Gorontalo seluruhnya.


Mohon doa restu, Bapak Ibu semuanya, semoga para pengurus kader-kader Nahdlatul Ulama ini juga mendapatkan bimbingan dari Allah subhanahu wa ta'ala, mendapatkan pertolongan, menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Amin.


Insyaallah sepulang dari sini saya akan bawakan oleh-oleh untuk mereka yang di Jakarta, seperti yang tadi diharapkan oleh Pak Walikota. Insyaallah. Insyaallah. Tidak lain saya juga ikut berdoa: Semoga Gorontalo, seluruh provinsi Gorontalo dengan segenap rakyat-masyarakatnya dikaruniai masa depan yang lebih baik dan semakin baik di masa mendatang. Amin.

Wallāhul muwaffiq ilā aqwāmith tharīq.

Wassalāmualaikum warahmatullāh wabarakātuh.